Tuesday, 10 November 2009
Adapter Keyboard SMA-ku Keluar Jin Ifritnya?
TweetAq mengemban tugas sebagai arranger musik nasional dengan senang hati. Aq telah menggeluti tugas itu sejak duduk dibangku kelas 10. Berarti, sudah genap 2 tahun aq menemani paduan suara. Suka duka menjadi keseharianQ setiap hari Senin. Kadang – kadang paduan suaranya yang tidak sehati denganQ? Kadang – kadang juga aq sering kepleset chord. Wkwkwkwk.. Cz.. Banyak pikiran bos... Padahal Cuma mau pencet chord C? Tapi kepleset ke “si”, jadi, Cmay7 deh?? Tambah ngejazz lagu Indonesia Raya-nya?? Sebelumnya, Senin, 26 Oktober 2009, ibu Rusnah, selaku Kepala Sekolah kami menyarankan, agar SMAN 1 Pangkalan Bun mempunyai group paduan suara sendiri. Sebenarnya dari dulu sudah terbentuk group itu, namun, hanya vakum. Mungkin karena dia Kepala Sekolah baru, jadi dia tidak mengetahui. Saya merasa senang sekali paduan suara dihidupkan kembali? Karena apa? SMAN 1 Pangkalan Bun selama ini hanya mengandalkan paduan suara perkelas. Jadi, di jadwal oleh osis, tiap Sabtu latihan, Seninnya perform? Pada hari Sabtu, 31 Oktober 2009, paduan suara sudah dibentuk. Saya dipanggil, untuk mengadakan latihan. Oh, hampir lupa. Upacara senin depan sambil memperingati sumpah pemuda. Jadi, kami membawakan lagu wajib Nasional, Bangun Pemudi – Pemuda, dengan Satu Nusa Satu Bangsa. Ketika akan mengulang lagu Mengheningkan Cipta, aq mencium bau gosong... Sewaktu pembimbing kami ibu Eyudia Somu akan memulai mengulang Mengheningkan Cipta, hendak mengambil suara, aq sontak respon ada asap muncul dari adapter. Sebenarnya, adapter keyboard itu sudah mulai muncul asap sekitar 3 kali upacara sebelumnya. Karena pada saat repair kemarin, repairernya berdebat? Entah apa yang mereka bicarakan aq tak tahu? “Mas, iki keliru...” Sambil berbahasa Jawa. Hmmmh... Sudahlah aq tak mengerti bahasa Jawa? Yang mereka bicarakan juga tentang kutub positif, negatif, halah.... Apatah itu... Pening... Yang Q pikirkan hanya uang, uang, uang, dan uaaaaangggg.... Hingga pada puncaknya Senin, 2 November 2009, paduan suara perform nih??? Sialnya, aq telat ke sekolah? Gara – gara bobonya kemalaman?? Kami pada hari Senin dan Jumat sekarang 6.30 WIB TENG! Kaki kanan harus berada di halaman sekolah... Haghaghaghaghaghag.... Apakah anda tahu aq datang saat momen apa? Langsung saja dengan cepatnya aq hidupkan keyboard, membuka memory, menyetel effect, voice, modulation, sustain, dll. Yang membuat aq kesal lagi, dirigentnya tidak maju ke depan untuk mengambil nada. Hah! Makin ga mud main... Aq langsung responsif laksana superman menyelamatkan seorang putri, Q matikan keyboard, Q cabut dari terminal. Suasana diatas panggung darurat. Seperti alarm emergency, tilut... tilut... tilut... Tapi aq mencoba untuk tidak panik. Aq langsung mengambil adapter keyboard jadul 2 itu. Aq ambil, stand, dan keyboardnya. Ibu Somu pun tak ketinggalan ikut membantuQ, karena beliau tidak ingin paduan suaranya rusak. Beliau hanya ingin mematok nada dasarnya saja. Aq mencoba memakai keyboard jadul 2 itu. Karena ukurannya yang kecil, jadi terlalu besar untuk stand keyboard jadul 1. Kemudian, aq mengambil stand keyboard jadul 2. Rupanya, besi penyangga standnya tidak kuat, kendor. Q coba memasang keyboard jadul 2 sesuai dengan standnya. Sewaktu aq ingin memasang adapter keyboard jadul 2 ke terminal, stand keyboard yang longgar, tidak kuat menyangga keyboardnya. Akibatnya? Braaaaaaaaaaaaaaakkkkkk!!!!!! Anehnya, pikiranQ blank, lupa, buyar, intro yang Q buat hilang... Jadi, Bangun Pemudi – Pemuda tanpa intro, untungnya, mereka pas mengambil nadanya, E = do. Untungnya lagi, aq mematok nada yang standar. Lagu berlanjut tanpa intro. Aq tidak PD memainkan keyboard cadangan itu. Coba bayangkan, keyboard jadul 2 itu merknya CASIO tempo doeloe. Bayangkan, aq pernah melihat pelajar SMAN 1 Pangkalan Bun saat aq masih kelas 6 SD, memainkan keyboard itu. Sudah berapa generasi bos? The Legend Keyboard. Haghaghaghaghaghag.... Itulah hari Senin penuh keajaiban. Terlambat??? Adapter asapnya makin parah??? Keyboardnya jatuh??? Seumur – umur... Selama 3 tahun di SMAN 1 Pangkalan Bun, baru kali ini sehebat itu. Haghaghaghaghaghag..... HariQ aneh...
Kalau perkelas, jadi mengandalakan wali kelas untuk mengkoordinir. Jadi tidak ada pembimbing khusus. Namanya saja tidak ada pembimbingnya, ya kacau lah?
Lagu 1 Indonesia Raya, clear...
Lagu 2 Mengheningkan Cipta, clear...
Adam : “Bu! Tunggu... Be’asap bu....!” (Bu! Sebentar, ada asapnya bu...!)
Apa jawaban beliau?
Ibu Somu : “B’arti masakam??” (Berarti sudah matang?)
Aq tertawa nyengir mendengarkan kata – kata beliau. Karena beliau melontarkan kata - kata itu dengan polosnya, seolah – olah tanpa beban. Dikiranya nasi apa?
Ku matikan sebentar keyboardnya, tunggu beberapa detik, kemudian Q hidupkan kembali. Keyboardnya memang masih bisa hidup, mungkin hanya ada konslet sedikit? Soalnya, adapter keyboard itu sudah pernah di perbaiki. Waktu kemarin, sambungan ke stop kontaknya putus. Hmmmh... Ada – ada ja hariQ ni...
Keyboard masih bisa hidup, Q lanjutkan sampai latihan selesai.
Kata teman SMP saya, “Ora iso ngomong jowo, pempodo’om”
Eh... Ternyata mungkin keliru beneran? Asap itu muncul juga.
AKU DATANG PADA SAAT PEMBAWA ACARA MEMBACAKAN, “PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH DIIRINGI LAGU INDONESIA RAYA”.
Untungnya, nadanya pas. D = do. Gara – gara ga mood, chord Indonesia Raya aja hampir lupa? Huffff.... Tapi... saya selalu berusaha untuk profesional, jadi sebisa mungkin saya kendalikan emosi, dan pembawaan diatas panggung. Haghaghaghaghag... Gelaga adam.
Lagu Indonesia Raya clear, lagu Mengheningkan Cipta juga clear. Aq istirahat menunggu lagu selanjutnya. Kemudian...
Eh... Kurang tegang. Tiba – tiba...... Jreeeeng....
Aq kembali mencium bau gosong... Salah seorang guru di belakangQ, tepat di samping posisi adapter sontak terkejut.
Ibu Novi : “Asap!! Asap!! Ada asap! Eh awas bu!”
Ibu Titis : “Eh... Mana??”
Pa David, seorang guru fisika berkata padaQ,
Pa David : “Sama ga dengan punya laptop?”
Adam : “G tau?”
Aq juga lagi bingung brow??
Pa David : “Coba pake keyboard satunya?”
Yang terlintas dibenakku... Jadulnya keyboard itu....
Adam : “Tapi suaranya jelek pa?”
Bu Tabita : “Biar.... Yang penting ada suaranya” Dengan ketusnya.
Semua peserta upacara menoleh ke arahQ. Dengan riuh, whhhaaaaaaaa........... Aq cuek saja? PerasaanQ, aq memang salah, akulah yang menyenggol stand itu, sehingga keyboard terjatuh. Tapi setelah Q rasakan dengan feeling, stand itu memang tidak kuat. Memang jatuhnya keyboard itu bertepatan ketika aq memasang adapter, namun, bukan berarti aq menyenggolnya kan?? Haghaghaghaghaghaghaghaghag........
Ibu Somu membawa meja dari belakang. “Hmmmh.... Pakai ini Dam...”. TempatQ yang semula berada didepan, kini harus rela ke belakang. Karena terminalnya yang pendek.
Tibalah bagianQ, MENYANYIKAN LAGU NASIONAL.
Bangun Pemudi – Pemuda selesai, berlanjut lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Aq langsung mematikan keyboard itu.
Aq berkomentar pelan.
Adam : “Janganam bu, bisa ma tada bekeyboard” (Jangan aja bu, bisa aja tanpa keyboard)
Apa balasan beliau?
Bu Somu : “Ya’am, pempadaam. Suara macam bunyi gondang”. (Ya, ga usah aj, suaranya seperti bunyi gendang)
Setelah lagu Nasional habis, do’a, dan penghormatan, upcara pun selesai. Saya senang dengan Kepala Sekolah. Pada saat saya sibuk membereskan, dia bertnya kepadaQ.
Bu Rusnah : “Ada ga yang jual itu?”
Wow... Dalam hatiQ sorak – sorai.
Adam : “G ada bu, soalnya ini satu paket dengan YAMAHA-nya bu.”




0 comments:
Post a Comment