Thursday, 28 October 2010
Teladan Mbah Maridjan
TweetJujur, bukannya mendewakan beliau. Tetapi, salah saru contoh nyata dan langka, bahwa loyalitas beliau memang patut diacungi jempol.
Mbah Maridjan atau yang bernama lengkap Raden Ngabehi Surakso Hargo, lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1927.

Beliau adalah seorang juru kunci gunung Merapi yang di Amanah oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Jabatan sebagai juru kunci ia pegang sejak tahun 1982.
Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, Mbah Maridjan mulai terkenal di Seluruh Indonesia. Karena faktor keberanian dan juga Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.
Pada tanggal 26 Oktober 2010 beliau meninggal dunia di rumahnya sendiri akibat terkena asap letusan gunung merapi yang panasnya mencapai 600 hingga 800 derajat celcius. Mbah Maridjan meninggal di usia 86 tahun dalam keadaan sujud.
Menurut pendapat pribadi, sebenarnya begitu banyak hikmah kehidupan yang dapat kita ambil. Beliau mampu mendefinisikan amanat yang sebenarnya. Jujur saja, penulis mendambakan sosok seperti inilah yang mampu memimpin negeri ini.
Sempat beliau berkata pada salah satu televisi nasional Indonesia, “Orang yang mengatakan seperti itu, orang yang pintar, tapi sebenarnya bodoh…” Maksudnya, beliau itu berbantah dengan ahli geologi yang tentu prediksi para ahli didukung dengan alat canggih. Tetapi insting yang kuat dari beliau terhadap Merapi tentu bukan dari bakat alami. Melainkan sebuah proses yang membutuhkan semua itu. Mulai dari kesanggupannya menjaga amanat, hingga bermaksud menyampaikan makna tersirat yang tidak semua orang dapat membaca, apa yang diinginkan Mbah Maridjan.
Sekali lagi, loyalitas adalah harga mati ditengah krisis kepemimpinan seperti saat ini. Ikhlas menerima, sanggup bekerja dalam kondisi apapun, tentu tidak dimiliki sembarang orang bukan?
Itu menandakan, konstitusional yang terlalu prosedural, penulis khawatir, pemimpin yang bersahaja, loyal, empati, akan sulit didapat.
Selamat jalan Mbah Maridjan, semoga pemimpin negeri ini ada, paling tidak dapat mencontoh, apa yang dapat dilihat oleh mata, apa yang kau lakukan.
1 comments:
follow blog ku dam...www.pulpenfantasi.blogspot.com
Post a Comment